Kamis, 05 April 2012

Romansa Desa Petani Kaya China


Tadi pagi di sebuah ruangan kuliah yang cukup bikin beser, sempat dibuat ternganga alias melongo oleh si bapak dosen yang pagi tadi keliatan begitu segar dengan kemeja kremnyaa.


Bukan apa-apa, dengan frotal si Bapak yang  mari kita sebut Mr. Up berkata didepan kelas “petani yang miskin itu cuma di Indonesia!!” sial!! mana pentungannya banyak banget lagi. Katanya sih, bukannya menyepelekan petani Indonesia, tapi lihat saja kondisi petani di Romansa Petani Jagung sebagai gambaaran. Sudah petani Indonesia diberi pupuk dan bibit dengan harga selangit, pas panen pun masih digempur dengan hasil pertanian impor yang harganya nyaris setengah harga produk lokal. Bahkan konon, beberapa petani brambang alias bawang merah di Brebes pernah nekat tidak memanen hasil pertaniannya karena upah panen yang lebih mahal daripada harga jual bawang itu sendiri. Miris po rak?


Lalu dengan sigap Mr. Up membuka laman google.com dan menampilkan gambar ini di depan kelas. Huaxie Village. Desa Petani di China. Kayanyaaa.. bikin ngilerr dehh




ini DESA PETANI di CHINA lanjutnya lagi. Desa? oh Desa? *tepoktepokpipigapercaya. Lebih mirip sebuah kota satelit maju yang sangat modern, atau mirip tatanan konsep garden city punyanya si Ebenezer Howard. Ada bangunan tinggi menjulang, rumah-rumah besar nan mewah, namun tetap dikelilingi oleh lahan pertanian yang hijau. Pertanyaan saya, Gedung segede itu didesa dipake buat apa ya? masa kantor desa??




edehhh.. kantor desa??*sumpah bukannya bermaksud katrok lo ini.. Menara ini dinamai " The new village in the sky", dapat menampung 2000 warga, 3000 pengunjung simultan, dan yang lebih bikin berdecak kagum menara ini memiliki restoran berputar 360 derajat yang menyediakan ruang untuk 500 tamu. Wow..


Liat deh, mirip maket yaa.. katanya ini rumah petani loo..  alamakkk!!




kira-kira ada yang salah masuk rumah ga ya saking miripnya itu semua rumah?

diam-diam saya mbatin, "Pada nanam apa ya kok bisa punya rumah dan desa sebagus itu?? mau deh bibit nya, sapa tau bisa di tanam di Indonesiaa..."

Diluar itu semua, salut deh sama China yang engga hanya berhasil mematahkan opini “tidak ada petani yang kaya” tetapi juga keahliannya dalam mengantisipasi kebutuhan akan properti di masa datang. Dengan jumlah penduduk yang nau’dzubillah China harus pandai-pandai mengatur properti dan lahannya agar semua penduduknya bisa punya rumah dan lahan. Udah ga jaman yang namanya gusur-gusuran!! Bahkan itu desa, konon menjadi semakin kaya karena meningkatnya sktor pariwisata di sana.


dan yang terpenting, jadi petani juga bisa kaya loo.. Hhahaha J


 Kuliah yang menarik Mr. Up,, plok plok plok

Tidak ada komentar: