Tadi pagi di sebuah ruangan kuliah yang cukup bikin beser, sempat dibuat ternganga alias melongo oleh si bapak dosen yang pagi tadi keliatan begitu segar dengan kemeja kremnyaa.
Bukan apa-apa,
dengan frotal si Bapak yang mari kita sebut Mr. Up berkata didepan kelas
“petani yang miskin itu cuma di Indonesia!!” sial!!
mana pentungannya banyak banget lagi. Katanya
sih, bukannya menyepelekan petani Indonesia, tapi lihat saja kondisi petani di Romansa
Petani Jagung sebagai
gambaaran. Sudah petani Indonesia diberi pupuk dan bibit dengan harga selangit,
pas panen pun masih digempur dengan hasil pertanian impor yang harganya nyaris
setengah harga produk lokal. Bahkan konon, beberapa petani brambang alias bawang merah di Brebes
pernah nekat tidak memanen hasil pertaniannya karena upah panen yang lebih
mahal daripada harga jual bawang itu sendiri. Miris
po rak?
Lalu dengan sigap
Mr. Up membuka laman google.com dan menampilkan gambar ini di depan kelas.
Huaxie Village. Desa Petani di China. Kayanyaaa.. bikin ngilerr dehh
ini DESA PETANI di
CHINA lanjutnya lagi. Desa? oh Desa? *tepoktepokpipigapercaya. Lebih mirip
sebuah kota satelit maju yang sangat modern, atau mirip tatanan konsep garden
city punyanya si Ebenezer Howard. Ada bangunan tinggi menjulang, rumah-rumah
besar nan mewah, namun tetap dikelilingi oleh lahan pertanian yang hijau.
Pertanyaan saya, Gedung segede
itu didesa dipake buat apa ya? masa kantor desa??
edehhh.. kantor desa??*sumpah bukannya bermaksud katrok lo ini.. Menara ini dinamai " The new village in the sky", dapat menampung 2000 warga, 3000 pengunjung simultan, dan yang lebih bikin berdecak kagum menara ini memiliki restoran berputar 360 derajat yang menyediakan ruang untuk 500 tamu. Wow..
Liat deh, mirip
maket yaa.. katanya ini rumah petani loo.. alamakkk!!
kira-kira ada yang
salah masuk rumah ga ya saking miripnya itu semua rumah?
diam-diam saya
mbatin, "Pada nanam apa ya kok bisa punya rumah dan desa sebagus itu?? mau
deh bibit nya, sapa tau bisa di tanam di Indonesiaa..."
Diluar itu semua,
salut deh sama China yang engga hanya berhasil mematahkan opini “tidak ada
petani yang kaya” tetapi juga keahliannya dalam mengantisipasi kebutuhan akan
properti di masa datang. Dengan jumlah penduduk yang nau’dzubillah China harus
pandai-pandai mengatur properti dan lahannya agar semua penduduknya bisa punya
rumah dan lahan. Udah ga jaman yang namanya gusur-gusuran!! Bahkan itu desa,
konon menjadi semakin kaya karena meningkatnya sktor pariwisata di sana.
dan yang
terpenting, jadi petani juga bisa kaya loo.. Hhahaha J
Kuliah yang menarik Mr. Up,, plok plok plok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar