Rabu, 26 September 2012

Pengelolaan Permukiman Kembali dengan Cara Partisipatif : Studi Kasus Baan Mankong


Pengelolaan kawasan permukiman, terutama permukiman masyarakat berpenghasilan rendah seringkali menimbulkan konflik dan kekacauan. Seringkali pemukim menolak ditempatkan pada perumahan baru dan tidak mau meningglkan rumah-rumahnya kembali, sebagai akibatnyaupaya perbaikan kawasan di sekitar rumah lama dianggap sebagai aksi penggusuran paksa. Kepercayaan masyarakat terhadap proses penataan perumahan tersebut lenyap seiring dengan konflik yang terjadi. Oleh karena itu strategi yang paling  penting membangun rasa kepercayaan tersebut adalah untuk melibatkan untuk masyarakat di aspek perencanaan pemindahan, mulai dari pemberitahuan awal dari penggusuran hingga pada saat pemindahan ke rumah-rumah baru. Partisipasi masyarakat sangatlah penting untuk menghindari menghancurkan kehidupan masyarakat dan jaringan sosial yang membantu mereka untuk berlangsung hidup. Hanya dengan partisipasi sebuah proses pemukiman kembali dengan konflik minimum dapat dicapai.

Salah satu contoh proses pemindahan permukiman yang cukup berhasil melalui pendekatan partisipatif dan melibatkan Baan Mangkong adalah Pemindahan permukiman oleh masyarakat di Khon Kaen, Thailand. Selama 40 tahun, masyarakat dari 146 buruh miskin, pemulung sampah dan penarik becak telah menyewa kamar-kamar reot dari Dynamo Saw Mill, di pinggir Khon Kaen, di timur laut Thailand.

Tidak ada komentar: