Pengelolaan kawasan permukiman, terutama permukiman
masyarakat berpenghasilan rendah seringkali menimbulkan konflik dan kekacauan.
Seringkali pemukim menolak ditempatkan pada perumahan baru dan tidak mau
meningglkan rumah-rumahnya kembali, sebagai akibatnyaupaya perbaikan kawasan di
sekitar rumah lama dianggap sebagai aksi penggusuran paksa. Kepercayaan
masyarakat terhadap proses penataan perumahan tersebut lenyap seiring dengan
konflik yang terjadi. Oleh karena itu strategi yang paling penting membangun rasa kepercayaan tersebut
adalah untuk melibatkan untuk masyarakat di aspek perencanaan pemindahan, mulai
dari pemberitahuan awal dari penggusuran hingga pada saat pemindahan ke
rumah-rumah baru. Partisipasi masyarakat sangatlah penting untuk menghindari
menghancurkan kehidupan masyarakat dan jaringan sosial yang membantu mereka
untuk berlangsung hidup. Hanya dengan partisipasi sebuah proses pemukiman
kembali dengan konflik minimum dapat dicapai.
Salah
satu contoh proses pemindahan permukiman yang cukup berhasil melalui pendekatan
partisipatif dan melibatkan Baan Mangkong adalah Pemindahan permukiman oleh
masyarakat di Khon Kaen, Thailand. Selama 40 tahun, masyarakat dari 146 buruh miskin,
pemulung sampah dan penarik becak telah menyewa kamar-kamar reot dari Dynamo Saw
Mill, di pinggir Khon Kaen, di timur laut Thailand.
Berikut artikel PERUMAHAN BAGI KAUM MISKIN
DI KOTA-KOTA ASIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar