Senin, 01 Juli 2013

Pengembangan Pedesaan




Pedesaan adalah perangkat negara yang secara administratif paling kecil dan sederhana. Desa identik dengan masyarakat petani, yaitu dalam kehidupan sehari-hari, desa berkembang dengan kombinasi usaha pertanian yang dominan terhadap usaha-usaha kecil lain di luar pertanian yang bervariasi sebagai penunjang (Fatah, 2007). Sementara itu, pengembangan pedesaan merupakan suatu usaha yang dengan sadar merencanakan pengembangan kawasan pedesaan ditinjau dari berbagai segi sebagai satu kesatuan yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan hubungan manusia dan alamnya (Nurzaman, 2002). Adapun aspek yang tercakup dalam pengembangan pedesaan adalah aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek fisik. Sehingga hal paling penting yang dapat dilakukan dalam pengembangan pedesaan adalah menyelaraskan struktur hubungan spasial dari suatu aktifitas ekonomi (Friedman, 1996).

Kawasan perdesaan secara teoretis dan empiris sering dipandang sebagai sesuatu yang dilematis, di satu sisi pedesaan memiliki peran sebagai penghasil bahan mentah, tenaga kerja, serta pemelihara kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, namun di sisi lain perkembangan perdesaan seringkali tertinggal dari kawasan perkotaan. Hal ini semakin diperburuk dengan adanya dikotomi pembangunan desa-kota yang marak belakangan ini, kota dianggap sebagai kawasan pusat (center) dan desa sebagai kawasan pelengkap/pendukung (periphery). Kecenderungan pembangunan yang bias menyebabkan gagalnya transmisi efek pembangunan ke desa .

Pedesaaan dan pertanian merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Adapun peranan pertanian dalam perekonomian antara lain menyediakan kebutuhan pangan serta menjaga ketahanan pangan suatu daerah; menyediakan bahan baku industri; merupakan pasar potensial produk industri; sumber tenaga kerja dan pembentukan modal yang diperlukan bagi pembangunan sektor lain; sebagai sumber devisa; mengurangi kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan; terlibat dalam pelestarian lingkungan (Kuznets, 1964 dalam Panggabean 2008). Pertumbuhan pertanian tidah hanya efektif dalam mengurangi kemiskinan di pedesaan, tetapi juga lebih efektif untuk mengurangi kemiskinan perkotaan. Adanya peningkatan pendapatan sektor pertanian per pekerja menyebabkan peningkatan pendapatan di tingkat ekonomi di semua strata pendapatan. (Norton, 2004).

Dalam pengembangan pedesaan, kegiatan pertanian memegang peranan penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini pertanian dapat bekerja sama dengan sektor lainnya (non pertanian) untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, mengurangi kemiskinan, dan mempertahankan lingkungan. Kegiatan pertanian berkontribusi terhadap perkembangan pedesaan dalam tiga hal yaitu sebagai aktivitas ekonomi, sebagai livelihood dan sebagai penyedia pelayanan lingkungan (World Bank, 2008)

Untuk menjadikan pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan wilayah, setidaknya perlu dilakukan peningkatan pada instrumen pengembangan pertanian yaitu sebagai berikut :

a. Peningkatan akses terhadap aset
Aset rumah tangga merupakan penentu utama kemampuan untuk berpartisipasi dalam pasar pertanian, livelihood yang aman, dan mendapatkan pekerjaan dengan memanfaatkan ketrampilan.. Meskipun disisi lain aset kaum miskin pedesaan seringkali diperas oleh pertumbuhan penduduk, degradasi lingkungan, pengambilalihan domain kepentingan, dan bias sosial dalam kebijakan.
Adapun aset yang dimaksudkan adalah ketersediaan lahan, air, pendidikan dan kesehatan. Ketersediaan tanah dapat meningkatkan produktivitas pertanian, membantu rumah tangga dalam melakukan diversifikasi pendapatan, dan memfasilitasi untuk bekerja di luar sektor pertanian. Sementara itu, akses terhada air dan irigasi merupakan penentu utama produktivitas lahan dan stabilisasi hasil pertanian. Produktivitas lahan beririgasi akan menghasilkan panen dua kali lipat lahan tadah hujan.

b. Peningkatan produktivitas dan keberlanjutan pertanian
Untuk meningkatkan produktivitas, profitabilitas dan keberlanjutan pertanian skala kecil serta menjadi jalur utama untuk keluar dari kemiskinan adalah menggunakan pertanian untuk pembangunan pedesaan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki insentif harga dan meningkatkan kualitas serta kuantitas investasi publik; membuat pasar produk bekerja lebih baik; meningkatkan akses ke layanan keuangan dan mengurangi resiko ekspor tidak diasuransikan; meningkatkan kinerja organisasi produsen; mempromosikan inovasi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi; dan membuat pertanian lebih berkelanjutan dan penyedia jasa lingkungan.

c. Bergerak di luar sektor pertanian; Dinamika ekonomi pedesaan dan bagaimana berpartisipasi didalamnya. Untuk itu masyarakat petani dapat ditingkatkan dengan menciptakan lapangan pekerjaan non pertanian di pedesaan serta mengembangkan jaringannya (World Bank, 2008)

Selain itu, pertumbuhan sektor pertanian yang cepat juga disebabkan intensifikasi pada subsektor tanaman, yaitu dengan diterapkannya tanaman varietas unggul (Panggabean, 2008). Berbagai faktor lainnya yang perlu dipenuhi untuk dapat mendorong pertumbuhan di sektor non pertanian (Tomich, 1995 Panggabean, 2008) yaitu : adanya kebijakan yang lebih terbuka, dimana proteksi berlebihan bagi sektor industri terutama lewat nilai tukar akan menghambat tumbuhnya pertanian dan menghambar terbangunnya industri yang kompetitif; terbentuknya pasar kredit dan perbankan yang efisien; terbangunnya infrastruktur pedesaan yang mencukupi dan berkualitas untuk menghubungkan daerah pedesaan dengan pasar input maupun output; dan manfaat dari sektor pertanian terdistribusi dengan baik.

Tidak ada komentar: