Pedesaan adalah perangkat negara yang secara
administratif paling kecil dan sederhana. Desa identik dengan masyarakat
petani, yaitu dalam kehidupan sehari-hari, desa berkembang dengan kombinasi
usaha pertanian yang dominan terhadap usaha-usaha kecil lain di luar pertanian
yang bervariasi sebagai penunjang (Fatah, 2007). Sementara itu, pengembangan
pedesaan merupakan suatu usaha yang dengan sadar merencanakan pengembangan
kawasan pedesaan ditinjau dari berbagai segi sebagai satu kesatuan yang
bertujuan untuk menciptakan keseimbangan hubungan manusia dan alamnya
(Nurzaman, 2002). Adapun aspek yang tercakup dalam pengembangan pedesaan adalah
aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek fisik. Sehingga hal paling penting yang
dapat dilakukan dalam pengembangan pedesaan adalah menyelaraskan struktur
hubungan spasial dari suatu aktifitas ekonomi (Friedman, 1996).
Kawasan perdesaan secara
teoretis dan empiris sering dipandang sebagai sesuatu yang dilematis, di satu
sisi pedesaan memiliki peran sebagai penghasil bahan mentah, tenaga kerja,
serta pemelihara kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, namun di
sisi lain perkembangan perdesaan seringkali tertinggal dari kawasan perkotaan.
Hal ini semakin diperburuk dengan adanya dikotomi pembangunan desa-kota yang
marak belakangan ini, kota dianggap sebagai kawasan pusat (center) dan
desa sebagai kawasan pelengkap/pendukung (periphery). Kecenderungan
pembangunan yang bias menyebabkan gagalnya transmisi efek pembangunan ke desa .
Pedesaaan dan pertanian
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Adapun peranan pertanian
dalam perekonomian antara lain menyediakan kebutuhan pangan serta menjaga
ketahanan pangan suatu daerah; menyediakan bahan baku industri; merupakan pasar
potensial produk industri; sumber tenaga kerja dan pembentukan modal yang
diperlukan bagi pembangunan sektor lain; sebagai sumber devisa; mengurangi
kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan; terlibat dalam pelestarian
lingkungan (Kuznets, 1964 dalam Panggabean 2008). Pertumbuhan pertanian tidah
hanya efektif dalam mengurangi kemiskinan di pedesaan, tetapi juga lebih
efektif untuk mengurangi kemiskinan perkotaan. Adanya peningkatan pendapatan
sektor pertanian per pekerja menyebabkan peningkatan pendapatan di tingkat
ekonomi di semua strata pendapatan. (Norton, 2004).
Dalam pengembangan
pedesaan, kegiatan pertanian memegang peranan penting untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini pertanian dapat bekerja sama dengan sektor
lainnya (non pertanian) untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
cepat, mengurangi kemiskinan, dan mempertahankan lingkungan. Kegiatan pertanian
berkontribusi terhadap perkembangan pedesaan dalam tiga hal yaitu sebagai
aktivitas ekonomi, sebagai livelihood dan sebagai penyedia pelayanan lingkungan
(World Bank, 2008)
Untuk menjadikan
pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan wilayah, setidaknya perlu dilakukan
peningkatan pada instrumen pengembangan pertanian yaitu sebagai berikut :
a. Peningkatan akses
terhadap aset
Aset rumah tangga
merupakan penentu utama kemampuan untuk berpartisipasi dalam pasar pertanian, livelihood
yang aman, dan mendapatkan pekerjaan dengan memanfaatkan ketrampilan.. Meskipun
disisi lain aset kaum miskin pedesaan seringkali diperas oleh pertumbuhan
penduduk, degradasi lingkungan, pengambilalihan domain kepentingan, dan bias
sosial dalam kebijakan.
Adapun aset yang
dimaksudkan adalah ketersediaan lahan, air, pendidikan dan kesehatan.
Ketersediaan tanah dapat meningkatkan produktivitas pertanian, membantu rumah
tangga dalam melakukan diversifikasi pendapatan, dan memfasilitasi untuk
bekerja di luar sektor pertanian. Sementara itu, akses terhada air dan irigasi
merupakan penentu utama produktivitas lahan dan stabilisasi hasil pertanian.
Produktivitas lahan beririgasi akan menghasilkan panen dua kali lipat lahan
tadah hujan.
b. Peningkatan
produktivitas dan keberlanjutan pertanian
Untuk meningkatkan
produktivitas, profitabilitas dan keberlanjutan pertanian skala kecil serta
menjadi jalur utama untuk keluar dari kemiskinan adalah menggunakan pertanian
untuk pembangunan pedesaan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan antara
lain memperbaiki insentif harga dan meningkatkan kualitas serta kuantitas
investasi publik; membuat pasar produk bekerja lebih baik; meningkatkan akses
ke layanan keuangan dan mengurangi resiko ekspor tidak diasuransikan;
meningkatkan kinerja organisasi produsen; mempromosikan inovasi melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan membuat pertanian lebih berkelanjutan dan
penyedia jasa lingkungan.
c. Bergerak di luar
sektor pertanian; Dinamika ekonomi pedesaan dan bagaimana berpartisipasi
didalamnya. Untuk itu masyarakat petani dapat ditingkatkan dengan menciptakan
lapangan pekerjaan non pertanian di pedesaan serta mengembangkan jaringannya
(World Bank, 2008)
Selain itu, pertumbuhan
sektor pertanian yang cepat juga disebabkan intensifikasi pada subsektor
tanaman, yaitu dengan diterapkannya tanaman varietas unggul (Panggabean, 2008).
Berbagai faktor lainnya yang perlu dipenuhi untuk dapat mendorong pertumbuhan
di sektor non pertanian (Tomich, 1995 Panggabean, 2008) yaitu : adanya
kebijakan yang lebih terbuka, dimana proteksi berlebihan bagi sektor industri
terutama lewat nilai tukar akan menghambat tumbuhnya pertanian dan menghambar
terbangunnya industri yang kompetitif; terbentuknya pasar kredit dan perbankan
yang efisien; terbangunnya infrastruktur pedesaan yang mencukupi dan
berkualitas untuk menghubungkan daerah pedesaan dengan pasar input maupun
output; dan manfaat dari sektor pertanian terdistribusi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar